Action

Selasa, 22 Januari 2008

Suharto Kritis, Cendana Miris

Hitam Putih daripada Bapak Pembangunen

Memang jika ditilik dengan teliti, pembangunan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari jasa besar Pak Harto, presiden kedua RI (dan paling lama...). Orang “kuat” (mungkin karena sering minum jamu kuat lelaki kali yee...) di jaman orde baru sampai sekarang ini memang merupakan tokoh sentral dalam perjalanan bangsa ini. Pak Harto begitu berjasa besar bagi bangsa ini dengan segudang prestasi di masa lampau dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar di mata dunia internasional.

Photobucket
(ini foto daripada Pak Harto yang agak bugar)

Bagi sebagian besar rakyat Indonesia, Pak Harto juga berdosa besar bagi bangsa ini. Mulai KKN yang merajalela dan membudaya (sampai sekarang), kebijakan ekonomi yang salah (yang mengakibatkan negara ini kaya akan hutang), “pengekangan” demokrasi, sampai kehidupan anak-anaknya yang tak jauh dari korupsi dan tragedi; sehingga semakin menambah penderitaan rakyat banyak, khususnya bagi rakyat kecil.

Aku pernah melihat disalah satu stasiun swasta (kalo gak salah QTV, acaranya bernama Impact dengan anchor Peter F Gonta) mengenai perbincangan dengan penulis buku biografi Pak Harto (aku lupa nama penulisnya, pokoknya seorang wanita). Aku masih ingat, penulis itu mengatakan kalo kesalahan terbesar Pak Harto bagi bangsa ini adalah terlalu menyayangi dan memanjakan anak-anaknya. Inilah yang menjadikan petaka secara tidak langsung bagi bangsa ini.

Lho kok bisa? Menyayangi dan memanjakan anak kok gak boleh?
Boleh, asal bener aja...Masalahnya Pak Harto ini terlalu “memanjakan” mereka dengan cara menempatkan mereka langsung pada posisi direktur di yayasan yang dia bentuk (meskipun ada pula anaknya yang mulai dari bawah). Pak Harto ini memiliki tujuh yayasan (kalo gak salah inget sih...), salah satunya Yayasan Supersemar (biasanya kasih beasiswa pendidikan) yang sekarang ini lagi heboh diusut karena adanya kebocoran dana. Nah, anak-anaknya ini ternyata “belum kuat secara mental” (atau mungkin juga nuraninya emang bejad) sehingga mereka dan kroni-kroninya seringkali menyelewengkan kebijakan untuk kepentingan mereka sendiri dan ini dibiarkan saja berlangsung oleh ayahandanya (atau memang uda dapat restu demikian, aku juga gak tahu, tebak aja sendiri...). Tapi bagaimanapun juga, Keluarga Cemara, eh...Cendana begitu berterima kasih kepada God Fathernya, yaitu Pak harto, karena jasa beliaulah Cendana menjadi keluarga yang “besar” (baik dari segi materiil sampai segi duit-il juga, hehehe...).

Photobucket
(ini foto daripada Pak Harto yang sedang kritis)

Seperti yang kita lihat beberapa minggu ini, kesehatan Pak Harto lagi naik-turun. Bisa dibilang lagi kritis. Nah, di masa-masa inilah Keluarga Cendana begitu harap-harap cemas. Setiap hari selalu saja ada konferensi pers yang menjelaskan kondisi kesehatan Pak Harto. Anak-anaknya memang harus selalu menyiapkan mental kalo Pak Harto kembali lengser keprabon untuk kedua kalinya (bener-bener lengser dari dunia ini).

Tidak ada komentar: