Action

Selasa, 29 Januari 2008

Selamat Jalan Pak Harto & Mr.Mack

Akhir Perjalanan dari Bapak Pembangunan dan Bapak Filosofi Kimia UM

Photobucket

Hari Minggu yang lalu, bangsa kita dikagetkan (meskipun ada juga yang gak...) dengan adanya pernyataan bahwa mantan presiden Suharto mangkat! Seluruh masyarakat di negeri ini terhenyak dan terdiam sejenak. Sehari penuh semua stasiun televisi yang ada di negeri ini memberitakan mengenai hal ini. Seluruh acara hiburan yang biasanya mendominasi di hari minggu diganti dengan berita duka ini secara terus-menerus. Pak Harto, orang “kuat” di negara kita ini, seakan-akan telah kehilangan kekuatannya dan mengakhiri perjalanan hidupnya setelah mengalami sakit kritis selama 24 hari lamanya. Sekarang beliau benar-benar lengser keprabon untuk selama-lamanya.

Di hari yang sama pula, di kampusku, ada berita duka pula. Seorang dosen kimia telah meninggal dunia setelah seminggu tak sadarkan diri di rumah sakit RKZ. Beliau bernama Mackinu (mahasiswa yang pernah masuk kelasnya, termasuk diriku, sering menyebutnya Mr.Mack), seorang dosen kimia dengan pengalaman dan pengabdiannya yang tak diragukan lagi. Beliau benar-benar memberikan kesan seorang pendidik yang cerdas dan berwatak cemerlang. Filosofi-filosofinya banyak mempengaruhi para mahasiswa yang pernah dibimbingnya.

Aku memang jarang bertemu dan berkomunikasi dengan beliau, bahkan hampir tidak pernah. Bahkan sampai saat ini, aku hanya sekali mengambil mata kuliah beliau, yaitu Dasar-dasar Sains. Aku memang kurang mengenal beliau, tapi aku memiliki kesan yang mendalam tentang beliau. Seluruh civitas kampus, khususnya jurusan kimia, begitu kehilangan sosok cerdas beliau. Padahal beliau merupakan calon Kepala Jurusan Kimia yang baru. Tapi bagaimanapun rencana manusia, Tuhanlah yang menentukan. Ternyata Tuhan berkehendak lain dan memanggil beliau di usia yang cukup produktif.

Photobucket
(inilah pemakaman Mr.Mack di Desa Landungsari)

Di hari yang sama, dua tokoh penting telah tiada. Di hari yang sama pula (Hari Seninnya), kedua tokoh tersebut dimakamkan dengan waktu yang hampir bersamaan (jam 11-an). Kedua tokoh ini memang berbeda karakter, berbeda jabatan dan berbeda kedudukan. Jika Pak Harto dimakamkan secara “glamour” di Astana Giri Bangun secara kemiliteran dengan dilayat oleh para pejabat tinggi negara, maka Mr.Mack dimakamkan secara “simpel” di sebuah makam desa secara “kedosenan” dengan dilayat oleh para “pejabat tinggi” kampus dan para mahasiswanya yang begitu mencintainya. Jika Pak Harto, semua masyarakat Indonesia mengenalnya, lalu siapa Mr.Mack? Mr.Mack hanyalah seorang dosen sederhana yang mengabdi dalam dunia pendidikan untuk kemajuan masa depan anak didiknya, seperti saya.

Selamat jalan Pak Harto & Mr.Mack!

Thanks to : Mr.Mack yang telah memberikan secuil pengetahuan dan filosofinya kepadaku.

Tidak ada komentar: