Action

Selasa, 22 Januari 2008

Anomali Hukum

Ada Uang Hukum Ditendang, Tak Ada Uang Anda yang Ditendang”

Photobucket

Tragis memang di negara ini, yang menyatakan Negara Hukum, tapi hukum malah diperjualbelikan. Tulisan ini aku buat karena aku begitu gemes dengan praktek hukum yang kian tidak transparan dan tidak masuk akal di negeri ini. Aku seringkali kena incaran para polisi yang mencari duit dengan cara mencari-cari kesalahan. Untung saja (untung atau buntung yee...) aku ini orang yang taat hukum (gak mau dengan “jalan damai”, mending ditilang). Tapi ternyata aku salah, di pengadilan pun juga ada calonya yang menerapkan praktek “jalan damai”. Kalo uda begini, aku sebutin satu nama yang berkuasa, yaitu Pak Lukman, bokapku (Soalnya banyak pegawai kepolisian yang sering benerin motor ke bengkel bokap, hehehe...). Meskipun ini dapat dikategorikan kolusi, habis mau bagaimana lagi, pengadilan kita kan ngikutin UUD (Ujung-Ujungnya Duit).

Aku jadi inget di Ponorogo ada seorang ayah yang begitu membutuhkan duit buat anak bininya sehingga dia nekat mencuri uang 6000 perak dari warung pangsit. Tapi na’as, dia ketahuan pemilik dan dituntut sehingga dia dipenjara enam bulan.
Bandingin dengan para pejabat kita yang korup, yang mencuri uang ratusan jeti. Dia cuman dipenjara beberapa hari. Cuman bayar uang jaminan, bebas deh...
Emang sih, dosanya sama, tapi dilihat dari segi logika, bener-bener gak masuk akal.

Aku juga pernah baca di media, ada seseorang yang melapor mengenai suatu pembajakan yang terjadi. Dia menuntut polisi dan kejaksaan untuk menindaklanjuti laporannya itu. Tapi, polisi dan kejaksaan tidak juga mengurus laporannya. Ketika dia bertanya kenapa kok tidak ditindaklanjuti, mereka menjawab harus ada “LP-nya”. Dia mengira LP itu adalah Laporan Perkara dan dia merasa sudah membuatnya. Tapi kemudian mereka bilang LP itu adalah ”Lauk Pauk” alias uang pelicin. Nah lho...duit lagi,duti lagi...Capek deh...

Aku jadi salut ama pertunjukkan monolognya Butet Kertarajasa alias SBY (Si Butet Yogya) yang berjudul Sarimin. Disitu juga dibeberkan dosa-dosa dan kebusukan para penegak hukum yang ada kebanyakan di negara kita. Dan aku rasa, memang itulah sebagian besar gambaran nyata yang terjadi pada hukum di negara kita. Aku juga masih inget nasihatnya,”Karena kamu benar maka kamu salah”.

Tulisan ini dibuat tidak untuk semakin menjatuhkan hukum, tetapi mengingatkan kembali keadilan hukum yang sebenarnya, yang telah diselewengkan oleh para penegak hukum.




Tidak ada komentar: